Kini, kejayaan Singkil kuno memang telah tiada, namun kisah kebencanaan yang menerjang masyarakat Aceh Singkil masih terus bergulir sampai detik ini. Kisah bencana terakhir yang turut merombak kondisi daratan Aceh Singkil yakni gempa besar Nias berkekuatan 8.7 skala richter di tahun 2005. Gempa besar tersebut merombak situasi daratan Singkil turun hingga di bawah permukaan cairan. Kini, sekitar 15 ribu jiwa penduduk Singkil menetap dan beradu nasib di atas tanah Singkil baru, tanah yang kini pun telah nyaris tenggelam, sebab salah satu kepingan cairan laut telah masuk ke daratan.
Aktifitas kegempaan di Singkil sangat erat kaitannya dengan aktifitas Patahan Batee, satubuah segmen patahan hidup yang membentang dari kepingan barat Pulau Sumatera sampai-sampai Pulau Nias. Patahan ini muncul akibat subduksi lempeng Eurasia dan Indo Australia yang tak pernah berhenti bergerak menghujam satu sama lain. Aktifitas nyala di beraneka segmen penunjaman Sumatera kepingan Barat inilah yang menyimpan potensi energi bencana dahsyat yang dahulu pernah menjelma penyebab tenggelamnya Kota Singkil Kuno.
Catatan gempa September 2011 menawarkan kerusakan ringan sampai berat yang merata keseluruh wilayah Singkil. Meruntuhkan bangunan tinggi, gedung sekolah, pertokoan, dan rumah-rumah warga Singkil.
Kini, belasan ribu masyarakat Singkil tetap ikhlas serta sabar menghadapi kenyataan aktif serta berada di antara efek ancaman gempa bumi di tengah derasnya laju perubahan masa.
Belum genap 4 tahun silam, bencana gempa masif pernah mengguncang Singkil. 6 September 2011, Sesar Semangko alias patahan Semangko yang juga melintasi dataran Singkil melepaskan energinya pada kedalaman 78 km, dengan magnitudo 6.6 hingga 6,7 skala richter. Gempa bumi berkekuatan sedang yang mengguncang Singkil menjelang tempo maghrib ini pun menjalar sampai terasa ke wilayah Selangor, Kuala Lumpur, Perak, Kedah, serta Penang Malaysia.
Sejarah besar peradaban Singkil memang seolah terputus oleh perkembangan zaman. Melainkan, aktivitas tektonik di bawah permukaan Singkil terus menyimpan energi yang dapat dilepaskan kapanpun. Jangan sampai-sampai peradaban masyarakat Singkil baru ikut terbenam oleh terjangan gempa bumi ibarat kisah kelam sejarah Singkil Kuno. (ijal)
Sumber
0 Komentar